![]() |
Rumah Cahaya Kampung Sungai Tengas |
Mengikuti teladan orang lain itu tidak lebih dari apa yang telah diberikan kepada jiwa sejak awal mulanya, ketika cahaya masa bercampur dengan cahaya keabadian. Tetapi, mengikuti sebuah teladan bukan berarti memakai tanda-tanda dari tindakan-tindakan lahiriah dan menyatakan diri keturunan dari para awliya' yang beriman dari antara orang-orang yang bijaksana dan para imam. Sebagaimana difirmankan oleh Allah,
Pada hari ketika akan Kami panggil semua manusia bersama para pemimpinnya.
(QS Al-Isra' 17:71)
yaitu barang siapa mengikuti seseorang dengan terang-terangan mengatakan bahwa yang diikutinya itu suci. Dan firman-Nya yang lain,
Kemudian apabila sangkakala sudah ditiup, ketika itu tidak akan ada lagi perhubungan kekeluargaan dan saling tanya di antara mereka. (QS Al-Mu'minun 23:101)
Amir Al-Mu'minin berkata, "Jiwa-jiwa itu adalah seperti pasukan yang dipanggil. Mereka yang mengenal satu sama lain menjadi dekat, dan mereka yang tidak mengenal satu sama lain berbeda satu sama lain." Muhammad ibn Al-Hanafiyah ditanya tentang siapa yang telah mengajarkan kepadanya kesopan-santunan, dan ia menyahut, "Tuhanku mengajarkan sopan-santun dalam diriku. Apa pun yang aku rasa bagus dalam diri orang-orang yang berakal dan berwawasan luas, aku ikuti dan aku manfaatkan; apa pun yang aku anggap buruk dalam diri orang yang bodoh aku hindari dan aku tinggalkan selamanya. Hal itu telah membawaku menuju jalan pengetahuan. Tidak ada cara yang lebih baik bagi orang beriman yang pandai daripada mengikuti teladan dari orang-orang lain, sebab itu jalan yang paling jelas dan tujuan yang paling baik." Dan Allah berfirman kepada Muhammad Saw., makhluk-Nya yang paling unggul,
Merekalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, sebab itu ikutilah petunjuk mereka.
(QS Al-An'am 6:90)
Dalam ayat lain, Allah Swt. berfirman,
Lalu Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang hanif."
(QS Al-Nahl 16:123)
Jika iman kepada Allah mempunyai jalan yang lebih lurus daripada mengikuti teladan orang lain, maka Dia pasti telah menganjurkannya kepada para nabi dan pendukung-Nya.
Nabi bersabda, "Ada cahaya di dalam hati yang hanya dapat dihidupakan dengan cara mengikuti kebenaran dan menunjukkannya kepada jalan yang benar. Itu merupakan bagian dari cahaya para nabi yang telah dipercayakan di dalam hati orang-orang beriman."
-Lentera Ilahi-