along-lah.blogspot.com

18 January 2013

Mengikuti Teladan

Rumah Cahaya Kampung Sungai Tengas

  Mengikuti teladan orang lain itu tidak lebih dari apa yang telah diberikan kepada jiwa sejak awal mulanya, ketika cahaya masa bercampur dengan cahaya keabadian. Tetapi, mengikuti sebuah teladan bukan berarti memakai tanda-tanda dari tindakan-tindakan lahiriah dan menyatakan diri keturunan dari para awliya' yang beriman dari antara orang-orang yang bijaksana dan para imam. Sebagaimana difirmankan oleh Allah,

Pada hari ketika akan Kami panggil semua manusia bersama para pemimpinnya.
(QS Al-Isra' 17:71)

yaitu barang siapa mengikuti seseorang dengan terang-terangan mengatakan bahwa yang diikutinya itu suci. Dan firman-Nya yang lain,

Kemudian apabila sangkakala sudah ditiup, ketika itu tidak akan ada lagi perhubungan kekeluargaan dan saling tanya di antara mereka. (QS Al-Mu'minun 23:101)

  Amir Al-Mu'minin berkata, "Jiwa-jiwa itu adalah seperti pasukan yang dipanggil. Mereka yang mengenal satu sama lain menjadi dekat, dan mereka yang tidak mengenal satu sama lain berbeda satu sama lain." Muhammad ibn Al-Hanafiyah ditanya tentang siapa yang telah mengajarkan kepadanya kesopan-santunan, dan ia menyahut, "Tuhanku mengajarkan sopan-santun dalam diriku. Apa pun yang aku rasa bagus dalam diri orang-orang yang berakal dan berwawasan luas, aku ikuti dan aku manfaatkan; apa pun yang aku anggap buruk dalam diri orang yang bodoh aku hindari dan aku tinggalkan selamanya. Hal itu telah membawaku menuju jalan pengetahuan. Tidak ada cara yang lebih baik bagi orang beriman yang pandai daripada mengikuti teladan dari orang-orang lain, sebab itu jalan yang paling jelas dan tujuan yang paling baik." Dan Allah berfirman kepada Muhammad Saw., makhluk-Nya yang paling unggul,

Merekalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, sebab itu ikutilah petunjuk mereka.
(QS Al-An'am 6:90)

Dalam ayat lain, Allah Swt. berfirman,

Lalu Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang hanif." 
(QS Al-Nahl 16:123)

  Jika iman kepada Allah mempunyai jalan yang lebih lurus daripada mengikuti teladan orang lain, maka Dia pasti telah menganjurkannya kepada para nabi dan pendukung-Nya.
  Nabi bersabda, "Ada cahaya di dalam hati yang hanya dapat dihidupakan dengan cara mengikuti kebenaran dan menunjukkannya kepada jalan yang benar. Itu merupakan bagian dari cahaya para nabi yang telah dipercayakan di dalam hati orang-orang beriman."

-Lentera Ilahi-

12 January 2013

Manfaat Puasa

Sizzling Yee Mee

  Nabi Saw. bersabda. "Puasa merupakan perlindungan dari bencana dunia ini, dan selubung dari hukuman di akhirat." Jika kamu puasa, berniatlah untuk menahan dirimu dari nafsu-nafsu jasmaniah dan memutuskan hasrat-hasrat duniawi yang muncul dari gagasan-gagasan setan dan kawan-kawannya. Tempatkan dirimu pada kedudukan seseorang yang sedang sakit yang tidak meinginkan makanan maupun minuman; harapkan lah kesembuhan setiap saat dari penyakit perbuatan-perbuatan yang salah. Sucikan batinmu dari segala kebohongan, kekeruhan, kecerobohan, dan kegelapan yang mungkin telah memutuskanmu dari makna ketulusan demi Allah.
  Seseorang berkata kepada salah seorang sahabat, "Kamu telah lemah; puasa akan membuatmu semakin lemah." "Aku mempersiapkan puasa itu untuk menangkal kejahatan dari suatu hari yang panjang," katanya, "Kesabaran untuk mematuhi Allah lebih mudah daripada kesabaran untuk menahan hukuman-Nya." Dan Rasulullah pernah mengutip firman Allah, "Puasa itu dilakukan khusus untuk-Ku, dan cukuplah Aku sebagai pahalanya."
  Puasa membunuh hasrat diri dan nafsu keserakahan, dan dari situ timbul kesucian hati, kebersihan angota-angota badan, pengolahan jiwa dan raga, rasa syukur atas segala rahmat yang diberikan, sedekah untuk kaum miskin, meningkatnya permohonan yang terungkap dari kerendahan hati, kesederanaan, penyesalan kepada Allah; dan itu merupakan alasan untuk mematahkan aspirasi, meringankan hal-hal yang buruk, dan melipatgandakan perbuatan-perbuatan baik. Di situ terkandung manfaat-manfaat yang tak terbilang banyaknya. Cukuplah kami sebutkan sebagiannya untuk orang yang memahami dan diberi kemudahan untuk memanfaatkan puasa, jika Allah menghendaki.
Wasalam
-Lantera Ilahi-

Sticky Beef Rib

07 January 2013

Adab Tidur


  Tidurlah sebagaimana orang yang sedang tidur. Jangan tidur seperti orang yang sembrono. Sebab orang yang sadar di antara orang yang tajam pikirannya akan tidur untuk beristirehat, dan bukan tidur dengan sengaja untuk bermalas-malasan.
  Nabi bersabda, "mataku tertidur, tetapi hatiku tidak." Ketika kamu hendak tidur, berniatlah untuk meringankan bebanmu ke pundak para malaikat dan pisahkanlah dirimu dari segala nafsu, dan ujilah dirimu dengan tidurmu; sadarlah akan kenyataan bahawa kamu tidak mempunyai kemampuan dan lemah. Kamu tidak memiliki kekuasaan atas setiap gerakan dan kediaman yang kamu lakukan, kecuali atas penilaian dan perkenan Allah.
  Ketahuilah bahawa tidur adalah saudara kematian. Gunakanlah tidurmu sebagai penuntun menuju kematian, sebab tidak ada jalan untuk bangun dalam kematian atau untuk kembali guna memperbaiki tindakanmu begitu kamu telah melakukannya. Barang siapa tidur dengan melewatkan shalat wajib maupun shalat sunnah berarti telah melakukan kekeliruan, dan tidurnya adalah tidur orang yang sembrono dan merupakan jalan orang-orang yang kalah; dia bersalah. Barang siapa tidur setelah dia melakukan tugas-tugasnya, yaitu mendirikan shalat wajib maupun shalat sunnah, dan telah melaksanakan semua tanggungjawabnya, ia akan menikmati tidur yang terpuji. Saya tidak mengetahui adanya sesuatu yang lebih aman daripada tidurnya orang-orang pada masa kita ini. Kerana orang-orang tidak lagi menjaga iman mereka dan berhati-hati dalam melakukan perbuatan mereka. Mereka telah mengambil jalan kiri. Jika seorang hamba yang tulus beusaha untuk tidak berbicara tidak pada tempatnya, bagaimana mungkin dia tidak mendengar apa yang akan mencegahnya untuk tidak berbicara kecuali jika ada yang menjaganya? Tidur adalah salah satu penjaga itu. Sebagaimana difirmankan oleh Allah,

Sesungguhnya setiap penglihatan, pendengaran, dan pemikiran akan dimintai pertanggungjawabannya. (QS Al-Isra' 17:36
-Lantera Ilahi-